Sastra adalah hasil pemikiran, perasaan, manusia yang membangkitkan daya imajinasi lebih umum dan bebas. Sastra hadir sebagai wujud imajinasi kreatif dari seseorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan karya fiksi. Dalam karya sastra, gambaran masyarakat mengadung banyak interpretasi yang dapatt diterjemahkan secara bebas oleh pembaca. Penelitian ini memfokuskan pada kajian ekranisasi (pelayarputihan). Ekranisasi berkaitan dengan proses perubahan wahana dari kata-kata menjadi wahana audio visual. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang proses ekranisasi yang muncul pada alur, tokoh, dan latar dalam novel ke bentuk film Merindu Cahaya De Amstel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekranisasi yang terjadi dalam novel ke bentuk film Merindu Cahaya De Amstel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, bentuk penelitian kualitatif, dan pendekatan ekranisasi. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumenter, alat pengumpul data adalah peneliti sendiri sebagai intrumen kunci, kartu data serta laptop untuk memutar film. Data berupa kata, frase, kutipan, kalimat dan gambar dari novel maupun film Merindu Cahaya De Amstel teknik analisis data yaitu analisis isi. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah triangulasi teori dan
pemeriksaan teman sejawat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa ekranisasi dalam novel ke bentuk film Merindu Cahaya De Amstel terdiri dari empat subfokus yaitu, 1. Penciutan/pengurangan dalam
ekranisasi novel ke bentuk Merindu Cahaya De Amstel, yang terdapat pada aspek took, alur, dan latar. 2. Penambahan dalam ekranisasi novel ke bentuk film Merindu Cahaya De Amstel yang terdapat pada aspek tokoh,dan alur. 3) Perubahan bervariasi dalam novel ke bentuk film Merindu Cahaya De Amstel terdapat pada aspek tokoh, alur dan latar.

Kata kunci: Ekranisasi, Novel, Film, Merindu Cahaya De Amstel