Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa terintergasi Argument Mapping dikelas eksperimen pada materi sistem gerak pada manusia, 2) mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dikelas problem based learning pada materi sistem gerak pada manusia, 3) mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas problem based learning dan kelas eksperimen terintergasi Argument Mapping pada materi sistem gerak pada manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental design dengan rancangan non-equivalent control group design. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (teknik pengukuran) dan non tes. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa lembar kerja peserta didik dan tes kemampuan berpikir kritis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teriak. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu siswa kelas XI IPA 1 kelas
eksperimen dan XI IPA 2 kelas kontrol SMA Negeri 1 Teriak. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji t-test polled varians untuk mengatahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) hasil posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen tergolong baik yaitu 76,75, 2) hasil posttest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas problem based learning ergolong cukup, yaitu 48,83, 3) hasil uji�t menujukkan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kelas problem based learning dengan t-hitung 7,74.

Kata Kunci: Guided discovery, argument mapping, kemampuan berpikir kritis