Penelitian ini berjudul “Perkembangan Agama Kristen Protestan Di Masyarakat Dayak Banyadu Bengkayang Kalimantan Barat 1925-2022”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Asal-usul dan kepercayaan awal masyarakat Dayak Banyadu Bengkayang, 2) Proses persebaran Agama
Kristen Protestan di masyarakat Dayak Banyadu Bengkayang 1925-2022, dan 3) Perubahan dan pengaruh Agama Kristen Protestan di masyarakat Dayak Banyadu Bengkayang 1925-2022. Penelitian ini mengunakan metode sejarah (historis),
dengan beberapa tahapan-tahapan: 1) Heuristik, 2) Kritik Sumber, 3) Interpretasi, dan 4) Historiografi. Masyarakat Dayak Banyadu yang tinggal di Desa Teriak merupakan sub�suku Dayak Menyuke (Banyuke) yang berbahasa Banyadu. Masyarakat Dayak Banyadu melakukan perpindahan tempat tinggal dari Binua Banokng Satona lalu menuju Binua Teriak. Sebelum masuknya Agama, masyarakat Dayak Banyadu memiliki sistem kepercayaan kepada Sang Pencipta. Masyarakat Dayak Banyadu sendiri menyebutnya dengan nama Jubata (Tuhan). Untuk melaksanakan kepercayaan terhadap Jubata (Tuhan) tersebut dengan melakukan ritual-ritual adat yang sesuai dengan tradisi dan adat istiadat.
Awal masuknya Agama Kristen Protestan pada masyarakat Dayak
Banyadu di Desa Teriak pada tahun 1980-an dari Gereja Perhimpunan Injil Baptis Indonesia (GPIBI). Sehingga pada tahun 2019 bertambah masuknya Agama Kristen Protestan pada masyarakat Dayak Banyadu di Desa Teriak. Agama Kristen Protestan tersebut dari Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (GSJA). Masuknya Agama Kristen Protestan pada masyarakat Dayak Banyadu di Desa Teriak tidak terlepas dari peran para Zending/Penginjil. Proses penyebaran Agama Kristen Protestan pada masyarakat Dayak Banyadu di Desa Teriak tersebut
dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Dengan masuknya Agama Kristen Protestan pada masyarakat Dayak Banyadu di Desa Teriak, memberikan perubahan dan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Mulai dari perubahan sosial, budaya, tradisi dan adat istiadat yang sering dilakukan oleh masyarakat.