Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review), dengan siswa kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi keanekaragaman hayati kelas X SMA 1 Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, statistik inferensial, dan effect size. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas X E dan X F SMA 1 Simpang Hilir. Hasil penelitian menunjukan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran
MURDER adalah dengan rata- rata sebesar 25,17 kriteria Kurang Kritis. Sedangkan setelah diterapkan model pembelajaran diterapkan model pembelajaran MURDER adalah dengan rata- rata sebesar 72,17 kriteria Kritis. Hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol sebelum diterapkan model pembelajaran Konvensional adalah dengan rata- rata sebesar 27,17 kriteria Kurang Kritis. Sedangkan sesudah diterapkan model pembelajaran Konvensional adalah dengan rata- rata sebesar 55,50 kriteria Cukup Kritis. Hasil penelitian juga menunjukan terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran MURDER dan model pembelajaran konvensional dengan nilai
Thitung > Ttabel, yaitu 5,580 > 1,697 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan, menggunakan rumus uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh model pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi keanekaragaman hayati kelas X dengan hasil perhitungan uji
effect size diperoleh sebesar 1,271 yang termasuk dalam kriteria tinggi.

Kata Kunci: Model pembelajaran MURDER; Kemampuan berpikir kritis; Keanekaragaman hayati