Komunikasi matematis merupakan bagian yang sangat penting, dengan memberi pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya untuk dapat diketahui namun siswa harus dapat mengkomunikasikannya agar dapat memahami mengenai pelajaran yang disampaikan. Siswa tunanetra adalah anak yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan indera penglihatan (mata) sebagai saluran utama penerima informasi sehingga saluran utama penerima informasi digantikan dengan indera pendengaran (telinga) dan taktil (sentuhan atau rabaan). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil komunikasi matematis siswa tunanetra SLB Negeri Rasau Jaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas VIII SLB Negei Rasau jaya yang terdiri dari tiga orang siswa dengan kriteria daya penglihatan buta ringan (low vision). Data yang akan dianalisis adalah lembar observasi, hasil tes kemampuan komunikasi matematis dan wawancara. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara Ketika siswa sedang mengerjakan soal sebelum siswa menuliskan jawabannya di kertas braille mereka. Dari hasil perhitungan standar deviasi didapat bahwa siswa tunanetra yaitu WA dan SA memiliki kemampuan komunikasi matematis yang rendah dengan nilai yang didapat WA adalah 35,48 < 38,08 dan SA mendapat nilai 35,48 < 38,08. Sedangkan SY memiliki kemampuan komunikasi matematis yang tinggi dibandingkan dengan yang lain dengan nilai 38,71 > 38,08. Komunikasi matematis antara guru dan siswa terlihat beragam. Guru sudah sangat baik dalam melakukan pembelajaran dikelas dan berkomunikasi dengan siswa. Siswa WA dan SY memiliki komunikasi yang aktif dengan guru sedangkan siswa SA memiliki komunikasi yang cukup aktif dengan guru saat pembelajaran.

Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Siswa Tunanetra