Virus covid-19 melanda di berbagai daerah salah satunya desa nanga mahap yang mengakibatkan pembelajaran di sekolah terbatas karena diterapkan aturan physical distancing. Pembatasan interaksi sesuai dengan anjuran pemerintah dalam hal ini melalui kementerian terkait yaitu dengan mengganti proses pembelajaran dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring), mengingat jaringan internet di desa tidak stabil dan juga keterbatasan kemampuan guru hal ini membuat sekolah mengalami kendala dalam memberikan pemahaman terhadap pembelajaran termasuk pembelajaran sejarah. Cara yang dilakukan oleh sekolah ini adalah dengan pemberian tugas berupa penelitian sederhana tradisi berladang beuma. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sistem perladangan Padi (beume) masyarakat Desa Nanga Mahap. Metode deskriptif menjadi pilihan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan ini. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam mengumpulkan data diperoleh melalui observasi langsung, komunikasi langsung dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Masyarakat Desa Nanga Mahap menyebut kegiatan berladang padi sebagai beuma/beume. Tradisi berladang ini bersifat tradisional dengan sistem tebas dan bakar kemudian menanam padi. (2) Pelaksanaan guru dalam menyampaikan materi menggunakan ceramah dan penugasan. Penugasan itu berupa siswa melakukan penelitian sederhana tentang sistem perladangan di sekitar
lingkungan mereka dan mengajak siswa mengkontruksi dengan perladangan di zaman pra sejarah. (3) Penguatan materi sistem perladangan Padi (beume) berupa kemampuan memahami materi siswa sudah dalam tipe cukup baik, serta materi ini membuat siswa akan berfikir secara kontekstual antara sistem perladangan zaman prasejarah dengan sistem perladangan (beume).

Kata kunci: pemahaman materi, sistem perladangan, covid-19